Fritz : Pentingnya Kerjasama antar Tokoh Adat dan Kelompok Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu

Fritz Edward Siregar saat menyampaikan materi Sosialisasi Pengawasan Pemilihan di Gardenia Hotel, Rabu(13/11/2019)

Kubu Raya, Badan pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Kubu Raya – Anggota Bawaslu Republik Indonesia Fritz Edward Siregar menyampaikan dalam melakukan fungsi pengawasan bawaslu sangat mengharapkan kerjasama dengan tokoh adat dan bersama dengan kelompok masyarakat. karena menurutnya esensi dalam sebuah proses pemilihan, pengawasan dengan masyarakat tentu akan meningkatkan kualitas demokrasi. Hal tersebut disampaikan saat Kegiatan Pengawasan Partisipatif; Tinjauan Sosiologi pada Masyarakat Kabupaten Kubu Raya yang dikemas dengan cara Saprahan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Kubu Raya, Kesbangpol,KPU, Disdukcapul serta tokoh Adat dan Agam Kabupaten Kubu Raya di Gardenia Hotel, Rabu(13/11/2019).

“Dalam melakukan fungsi pengawasan Bawaslu mengharapkan kerjasama dengan tokoh adat serta kelompok masyarakat. Karena disitulah esensi dalam sebuah proses pemilihan dan pengawasan dengan masyarakat tentu saja akan meningkatkan kualitas demokrasi itu sendiri” ungkap Fritz

Fritz juga menyoroti terhadap Posisi Kabupaten Kubu Raya yang sangat stretegis untuk tempat pertemuan, karena dekat dengan Bandara, hal-hal ini memungkinkan terjadinya konsolidasi atau pertemuan antar pihak yang memungkinkan dapat menyebabkan pelanggaran pemilu, seperti melakukan transaksi uang, diharapkan jika masyarakat menemukan hal tersebut untuk segera melaporkan kepada bawaslu setempat.

Tampak Fritz, Wakil Bupati Kubu Raya, Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi dan Kabupaten Kubu Raya sedang menikmati makanan acara Saprahan

Makan Saprahan ini merupakan adat istiadat budaya Melayu. Berasal dari kata “Saprah” yang artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila di atas lantai secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu kelompoknya. Banyak filosofi yang terkandung dalam acara saprahan. Dari sisi etika, yakni menghormati orang yang lebih tua, menghargai pimpinan atau orang yang dihormati. Selain itu juga adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan menyatu dalam tradisi makan saprahan.

 “Kita bisa makan dan berkumpul seperti ini (saprahan) ini merupakan bentuk rasa tanggung jawab kita, sebagai bagian dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga proses pemilihan yang akan terjadi di Kalimantan Barat” ungkap Fritz.

Fritz mengaku baru pertama kali menghadiri acara seperti ini (saprahan) , ini mencerminkan adanya kedekatan, adanya keintiman antara tokoh-tokoh masyarakat hal ini akan penting untuk menjaga hubungan diantara pemangku kepentingan di Kabupaten Kubu Raya.

“Rasanya enak betul saprahan ini, enak karena makananya, dicampur dengan suasananya dan keakrabannya, sehingga nyaman untuk mengikuti acara ini. Terimakasih atas ide uniknya menyelenggarakan acara seperti ini” Tutupnya.

(HumasBawasluKKR)

kuburaya

Website Bawaslu Kabupaten Kubu Raya - Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *